Pages

Kesimpulan Pemahaman Materi "Perjalanan Pendidikan Nasional"

  



Nama: Delia Lestyanada
Mata Kuliah: Filosofi Pendidikan Indonesia
Tugas: Topik 1 - Koneksi Antar Materi

Kesimpulan Pemahaman Materi "Perjalanan Pendidikan Nasional"

Saat ini, saya adalah seorang mahasiswa Pendidikan Profesi Guru Prajabatan di jurusan PGSD. Saya belajar bersama teman-teman saya di Universitas Widya Dharma Klaten dan berjuang untuk meraih tujuan yang sama yaitu menjadi guru yang professional. Untuk menjadi guru yang baik dan berpihak kepada peserta didik, saya berusaha memperkaya diri dengan sebanyak mungkin bekal pengetahuan. Melalui program PPG Prajabatan ini, saya akan mengikuti serangkaian pembelajaran, tugas dan proyek yang akan memperluas pengetahuan saya. Pada kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL), saya akan diterjunkan ke sekolah untuk menerapkan langsung apa yang saya pelajari selama kegiatan perkuliahan. Oleh karena itu, saya akan mengikuti program ini dengan baik dan bersungguh-sungguh.

            Saya meyakini bahwa mendidik berarti menuntun setiap anak didik sesuai dengan keunikan yang dimilikinya masing-masing dan “merawat” mereka agar tumbuh menjadi manusia yang seutuhnya. Hal yang memotivasi saya adalah bahwa untuk menjadi guru yang berpihak pada siswa, saya harus memaknai peran saya dengan baik agar bisa mencapai tujuan pengajaran dan pendidikan sebagai guru. Oleh karena itu, saya mengikuti mata kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia karena untuk memperdalam rasa dan kesadaran bahwa menjadi guru adalah panggilan hati yang penuh dengan tanggungjawab. Selain itu, saya dapat belajar dan menyerap ide-ide serta semangat Ki Hajar Dewantara di dunia pendidikan Indonesia dari era kolonial sampai saat ini.

Sejarah pendidikan di Indonesia mengalami transformasi yang signifikan, dan salah satu pahlawan pendidikan yang mencetuskan perubahan tersebut adalah Ki Hajar Dewantara. Beliau memimpin gerakan untuk merevolusi sistem pendidikan yang telah lama terkungkung oleh warisan kolonial. Sebelum masa kolonial, sistem pendidikan berakar dalam budaya lokal dan diintegrasikan dengan kehidupan masyarakat. Pada masa colonial, pendidikan diselenggarakan ditujukan hanya untuk memenuhi kebutuhan perusahaan Belanda. Dewantara, melalui pidatonya, dengan tegas menegaskan bahwa pendidikan harus menjadi cerminan dari nilai-nilai budaya lokal dan menjadi sarana untuk membangun karakter serta kemandirian, tetapi juga tetap terbuka dengan budaya luar yang positif.

Pada tahun 1920, hadirlah semangat baru yang menghendaki perubahan pada pendidikan Indonesia. Dewantara kemudian mendirikan Tamansiswa pada tahun 1922, sebuah langkah revolusioner untuk menciptakan pendidikan yang lebih seimbang. Kurikulum Tamansiswa mencoba mengintegrasikan unsur-unsur tradisional dengan nilai-nilai modern, memberikan siswa pengalaman belajar yang lebih menyeluruh. Dalam pidatonya, Dewantara menyoroti urgensi agar pendidikan bukan hanya menjadi pembawa pengetahuan, tetapi juga menjadi pembentuk karakter dan persiapan menghadapi kehidupan.

Pentingnya pendidikan sebagai alat untuk membangun karakter dan identitas nasional juga ditekankan oleh Dewantara melalui pidatonya yang inspiratif di Universitas Gadjah Mada pada tanggal 7 November 1956. Beliau bermimpi untuk menciptakan generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki kebanggaan terhadap warisan budaya mereka. Melalui usahanya, Dewantara membantu membuka jalan menuju sistem pendidikan yang lebih inklusif, adil dan merdeka pasca masa kolonial.

Meskipun perjalanan menuju pendidikan yang lebih baik tidak selalu mulus, pemikiran Dewantara tetap relevan dan menginspirasi sampai sekarang. Warisan gerakannya tidak hanya memengaruhi masa itu, tetapi juga membentuk fondasi pendidikan Indonesia yang kita kenal hari ini. Ki Hajar Dewantara bukan hanya nama di buku sejarah, tetapi juga pahlawan pendidikan yang membawa perubahan nyata dalam cara kita belajar dan mengajar serta merupakan seorang pionir perubahan pendidikan yang memberikan pengaruh positif hingga saat ini.

            Setelah memerinci topik filosofi pendidikan mengenai Ki Hajar Dewantara, sebagai calon guru profesional, saya meraih pemahaman baru dalam mengikuti mata kuliah filosofi nasional ini. Saya kini mengetahui sejarah pendidikan Indonesia, mulai dari periode sebelum kemerdekaan hingga pasca kemerdekaan. Pemahaman saya semakin bertambah mengenai beragam sistem pendidikan di Indonesia, yang seringkali mengalami perubahan kurikulum dengan cepat. Perubahan tersebut menghasilkan kurikulum yang dianggap sebagai solusi bagi berbagai permasalahan dalam dunia pendidikan, sejalan dengan konsep pemikiran Ki Hajar Dewantara. Sebagai calon guru profesional, pemahaman saya tentang peran seorang guru juga semakin diperluas. Tidak hanya sebagai pengajar di dalam kelas, namun seorang guru juga diharapkan menjadi teladan bagi para siswa. Seorang guru perlu mampu menjadi pionir perubahan, mengenalkan ide-ide inovatif kepada siswa. Selain itu, seorang guru juga harus memiliki kemampuan memberikan dorongan dan motivasi agar para siswa dapat berkembang menjadi individu yang lengkap secara manusiawi.

0 comments:

Post a Comment

 

Copyright © Edu Page. Template created by Volverene from Templates Block
WP by Simply WP | Solitaire Online