Pendidikan dan Nilai Sosial Budaya
Mata Kuliah Filosofi Pendidikan Indonesia
Topik 2 - Koneksi Antar Materi
Delia Lestyanada
NIM 2308090853
Refleksi Pemikiran Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, atau
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat, adalah seorang tokoh pendidikan Indonesia
yang memiliki pemikiran yang mendalam dan visioner. Dikenal
sebagai seorang pendidik dari Perguruan Taman Siswa, sebuah organisasi
pendidikan pertama bagi pribumi untuk mendapatkan pendidikan formal, Ki Hajar
Dewantara dianggap sebagai sosok penting dalam dunia pendidikan Indonesia dan
mendapatkan gelar Bapak Pendidikan Indonesia. Berikut adalah pemikiran-pemikiran
beliau yang sampai saat ini masih menjadi sumber inspirasi dan pedoman seluruh
pendidik di Indonesia.
1.
Pendidikan yang Menuntun
Ki
Hajar Dewantara percaya bahwa setiap individu memiliki potensi unik yang perlu
ditemukan dan dikembangkan. Pendidikan yang menuntun menekankan pentingnya
memahami kebutuhan, minat, dan bakat masing-masing siswa secara personal. Dalam
konsep pendidikan yang menuntun, siswa didorong untuk menjadi subjek
pembelajaran yang aktif dengan mengajukan pertanyaan, mencari jawaban, dan
berpartisipasi aktif dalam diskusi. Guru bertindak sebagai fasilitator yang
membimbing siswa melalui proses pembelajaran, bukan sekadar menyampaikan
informasi secara pasif. Pendidikan yang menuntun juga menekankan pentingnya
pembelajaran yang relevan dengan konteks kehidupan siswa. Guru diharapkan mampu
mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman hidup siswa, sehingga siswa dapat
memahami relevansi dan aplikasi praktis dari apa yang mereka pelajari dalam
kehidupan sehari-hari.
2. Kodrat Alam dan Kodrat Zaman
Ki
Hajar Dewantara percaya bahwa pendidikan haruslah sejalan dengan kodrat alam.
Artinya, pendidikan harus memahami dan menghargai hubungan manusia dengan lingkungan
tempatnya hidup. Beliau mendorong pendidikan yang mempromosikan kesadaran
lingkungan, mengajarkan anak-anak untuk menghargai alam, dan mengembangkan
keterampilan untuk berinteraksi dengan alam secara berkelanjutan. Selanjutnya, Ki
Hajar Dewantara juga menyadari pentingnya mengakomodasi perkembangan zaman
dalam pendidikan. Meskipun beliau sangat memperjuangkan nilai-nilai tradisional
dan lokal, namun juga memahami bahwa pendidikan haruslah relevan dengan
tuntutan zaman yang terus berubah. Oleh karena itu, beliau menekankan
pentingnya mengintegrasikan teknologi, ilmu pengetahuan, dan keterampilan
modern dalam kurikulum pendidikan untuk mempersiapkan generasi masa depan
menghadapi tantangan zaman. Dengan mempertimbangkan kedua unsur tersebut,
pemikiran Ki Hajar Dewantara tentang pendidikan menjadi lebih holistik dan
komprehensif. Beliau mengingatkan bahwa pendidikan yang efektif haruslah
memperhitungkan serta menghormati kodrat alam dan dinamika zaman agar dapat
memberikan dampak positif bagi perkembangan individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
3. Semboyan
Semboyan yang mengandung
makna filosofis dan pedagogis yang mendalam, yang mencerminkan prinsip-prinsip
fundamental dalam pendidikan menurut pemikiran Ki Hajar Dewantara.
a. Ing Ngarso Sung Tuladha:
Secara harfiah, ini bermakna "di depan memberikan teladan". Bagian
ini menekankan pentingnya seorang pendidik untuk menjadi teladan bagi
murid-muridnya. Seorang guru harus memberikan contoh perilaku, nilai, dan etika
yang baik, sehingga dapat menginspirasi dan membimbing murid-muridnya dengan
benar.
b. Ing Madya Mangun Karsa:
Secara harfiah, ini bermakna "di tengah membangun semangat". Bagian
ini menggarisbawahi pentingnya peran aktif pendidik dalam membangun semangat
dan motivasi belajar siswa. Pendidik harus mendorong dan memotivasi siswa untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan mereka secara optimal.
c. Tut Wuri Handayani:
Secara harfiah, ini bermakna "di belakang memberikan bantuan". Bagian
ini menekankan peran pendidik sebagai pembimbing yang memberikan bantuan dan
dukungan kepada murid-muridnya. Seorang pendidik harus siap memberikan
bimbingan, nasihat, dan bantuan kepada murid-muridnya dalam perjalanan
pendidikan mereka.
Secara keseluruhan, semboyan ini menyiratkan bahwa
seorang pendidik harus menjadi teladan, membangun semangat belajar, dan
memberikan bantuan kepada murid-muridnya. Semboyan ini mencerminkan
prinsip-prinsip dasar dalam pendidikan menurut falsafah Ki Hajar Dewantara,
yang mengajarkan pentingnya pendidikan yang berpusat pada nilai-nilai,
kepribadian, dan kemandirian siswa.
Sebelum memulai topik
ini, saya menganggap bahwa guru harus lebih banyak “menyuguhkan” pengetahuan di
dalam kelas dan peserta didik menerimanya sebagai kegiatan pembelajaran.
Mengajar di kelas merupakan kegiatan menyalurkan pengetahuan yang guru punya
kepada peserta didik. Namun, setelah mempelajari topik ini, saya mendapat
pengetahuan bahwa kegiatan mengajar lebih dari itu. Guru bertugas untuk
memenuhi kebutuhan belajar muridnya dengan memperhatikan minat dan bakat serta
keunikan yang dimiliki setiap individu peserta didik. Bersamaan dengan itu,
peserta didik harus menjadi pusat dari pengajaran sehingga peserta didik harus aktif dalam pembelajaran
dan memiliki kemerdekaan dalam belajar. Guru juga harus bisa menuntun peserta
didik untuk tumbuh sesuai dengan kodratnya serta selaras dengan perkembangan
zaman.
Dalam menerapkan
pemikiran Ki Hajar Dewantara di kelas, seorang guru harus menjadi teladan yang
baik bagi siswa, membangun semangat belajar yang positif, dan memberikan
dukungan serta bantuan kepada siswa. Metode pembelajaran aktif dan kolaboratif
juga harus diterapkan untuk memperdalam pemahaman siswa. Selain itu, penting
untuk menghargai keanekaragaman siswa dan melibatkan komunitas serta orang tua
dalam proses pendidikan. Dengan demikian, guru dapat menciptakan lingkungan
belajar yang membangun, memotivasi, dan menginspirasi siswa.
0 comments:
Post a Comment